lha :)

Follow me on your twitter @Mauliddha_ :) Thanks :)

Rabu, 13 Maret 2013

“ Wajah juang aktor bertopeng “




Ketika dunia memberi ujian
Ketika hujan, badai, angin, dan terpaan
Bukankah kita membutuhkan seseorang yang tangguh untuk membantu menghadapinya ?
Hanya sekedar kata yang tak mampu dipertanggung jawabkan
Hanya mampu menggaris kesalahan tanpa kemenangan
Dunia penuh kehampaan
Sepercik api pun enggan menampakkan dirinya disana
Ketidak beranian menghadapi desir pasir yang melayang tanpa tujuan
Untaian kata tlah terbang sia sia, tersapu gelombang kehidupan
Membutuhkan pemimpin hebat yang bersih dari lorong sampah
Andaikan kebenaran selalu berpihak, bukan sisi raga, tapi jiwa
Pandai berganti peran bukan bentuk kebodohan
Inginkan wujud dari kesetiaan jiwa pada bendera
Sumpah suci sehidup semati
Tak ada kata mengecewakan dengan samar samar
Berani bertindak dalam kepalsuan
Berbuah manis seperti cita yang tertulis
Tak ada yang hiraukan pengorbanannya
Terdengar ke seluruh penjuru tanpa kemantapan
Malang nasib menerpa nya sebagai bunga bangsa
Tetap memperjuangkan tak kenal kalah
Saat maju saat semua tau
Betapa berharga untuk diagungkan
Berlian pagi dengan semangat membara
Bersiap mental memberi penghargaan
Terbuka mata melihat indahnya dunia
Tersadar dalam kematian sesaat
Sorotan tak wajar tersebar, tetapi semangatnya berakting tak terhiraukan
Kembali duduk di singgasana nya
Sebuah gubuk yang entah kokoh
Menangis batin jiwa raga terkucilkan
Keagungannya membisikkan segalanya
Terkejut mengenang titik juang itu
Dalam peristirahatannya yang tenang
Rasa haru dan duka berlinang air mata
Mengakui kebodohan menilai aktor renta lalu
Berujung pada sebuah penyesalan
Terukir indah wajah juang yang setiap langkahnya berganti jubah
Semua mata terpana tak mampu berkata
Sungguh sebuah bibit yang subur
Hanya secuil biji yang hidup dengan langkah jingkatnya
Sembunyi sembunyi menyihir tampang menjadi terpampang
Tak terpedulikan namun berjasa
Satu kata mengubah segalanya
Lapang hatinya senyuman dibibirnya
Tanpa ungkapan tinggalkan debu
Nasi telah menjadi bubur
Kehilangan sosok jiwa besar dalam sanubari nadi nya
Hingga senja mengibarkan bendera hitamnya
Dan dunia musnah seketika

Tidak ada komentar:

Posting Komentar